Pelatihan Cara Membangun Rumah Tembokan Tahan Gempa dengan Menggunakan Teknologi Ferosemen
Desa Rimuku, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat
Dalam rangkaian pembangunan 30 tempat karantina pasien COVID-19 dengan balutan lapisan ferosemen, ADRA Indonesia bersama United Nations Development Programme (UNDP) mengadakan pelatihan-pelatihan cara membangun rumah tembokan agar tahan gempa dengan menggunakan teknologi balutan lapisan ferosemen. Terdapat 6 blok tempat karantina pasien COVID-19, di mana luas setiap blok adalah 5x25m,terdiri dari 5 kamar. Pelatihan melibatkan pekerja padat karya dan disertai dengan on the job training sehingga peserta pelatihan dapat dengan mudah memahami cara baru membangun rumah tembokan tahan gempa ini.
Pelatihan pertama melibatkan 30 peserta tukang padat karya diselenggarakan tanggal 26 Mei 2021. Pelatihan dipimpin Bapak Samzon Purba sebagai pimpinan di lapangan dari ADRA dan juga merupakan tim dari Dr. Teddy Boen. Pelatihan dilanjutkan dengan pembangunan tahap pertama (2 blok) tempat karantina pasien COVID-19.
Pelatihan kedua diselenggarakan tanggal 22 Juni 2021 melibatkan 90 peserta padat karya yang terdiri dari 30 tukang dan 60 buruh (48 diantaranya perempuan/ibu-ibu). Pelatihan disampaikan oleh Bapak Karlo Purba secara daring dan Bapak Samzon Purba di lapangan.
Materi yang disampaikan antara lain sebagai berikut:
1. Safety and Security
2. Protokol COVID-19
3. Kesetaraan Gender
4. Metode Ferosemen yang dicetuskan oleh Dr. Teddy Boen
Para peserta juga mengikuti pre-test dan post-test tentang materi tersebut dengan memberikan jawaban “iya” / “tidak” pada lembar soal. Selain itu, pelatihan dilanjutkan dengan sesi tentang pembahasan pelecehan sexual dan juga tentang BPJS Ketenagakerjaan yang disampaikan oleh tim dari BPJS Tenaga Kerja. Seluruh pekerja diikutsertakan dalam program BPJS Ketenagakerjaan.
Pelatihan ketiga diselenggarakan tanggal 8 Juli 2021. Pelatihan ini langsung disampaikan secara daring oleh Dr. Teddy Boen. Peserta tukang-tukang padat karya berjumlah 98 orang dibagi menjadi 13 kelompok untuk mengerjakan pembangunan 13 kamar tempat karantina pasien COVID-19.
Hanya dengan pelatihan yang singkat, para tukang sudah dapat mengerti dan langsung bekerja. Hal ini membuktikan bahwa pembangunan dengan konstruksi ferosemen mudah diaplikasikan, cepat, dan lebih ekonomis. Oleh karena itu, didorong agar semua rumah rakyat dibangun atau diperkuat (diretrofit) dengan balutan lapisan ferosemen sehingga tahan gempa.