Contoh Rumah Tahan Gempa dengan Balutan Ferosemen


Rekonstruksi Rumah Tahan Gempa di Palu pasca Gempa 28 September 2018

Desa Ramba, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Kota Palu, Sulawesi Tengah

Gempa bumi tidak membunuh manusia, yang membunuh manusia adalah bangunan / rumah yang roboh. Gempa bumi juga merusak infrastruktur yang menyusahkan aktifitas manusia dan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar. Tak terkecuali gempa yang melanda Palu - Sigi - Donggala pada tanggal 28 September 2018 yang lalu berkekuatan M7.5 dengan kedalaman epicenter 10km (Sumber: USGS)

Pasca gempa Palu, rekonstruksi atau pembangunan kembali rumah rakyat yang rusak sudah mulai dilakukan. Rumah yang dibangun harus memenuhi syarat tahan gempa; "feasible” dalam konteks sosial, budaya, ekonomi, politik dan batasan teknis tipikal setempat; menggunakan bahan yang tersedia setempat dan pekerja setempat dengan alat apa adanya; pembangunannya mudah dengan waktu yang relatif singkat; dan metodologi pembangunan rumah dapat dimengerti dan dilakukan sendiri oleh pemilik rumah dengan bantuan keuangan dan teknis minimal. Cara membangun rumah tembokan yang diperkuat dengan balutan ferosemen memenuhi semua hal yang diuraikan di atas.

Oleh karena itu, untuk rekonstruksi pasca gempa Palu 28 September 2018, Dr. Teddy Boen bekerja sama dengan beberapa LSM melakukan pembangunan rumah tembokan yang diperkuat dengan balutan ferosemen. Proses pembangunan mengikuti cara-cara yang ada di dalam website bagian Publikasi.